Rasulullah SAW adalah sosok yang romantis. Seperti dikutip dari buku berjudul “Golden Book Keluarga Sakinah; Panduan Emas Membangun Rumah Tangga Islami, Bahagia Dunia dan Akhirat”, karya Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa, keromantisan Rasulullah kerap ditunjukkan kepada istrinya, salah satunya Aisyah RA.
Rasulullah selalu mencium istrinya saat hendak atau pulang dari bepergian. Aisyah bercerita, “Nabi SAW mencium sebagian istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu.” (HR Ahmad).
Nabi SAW tidak bersikap egois, namun justru menghargai dan memuliakan istrinya. Bahkan, diriwayatkan Rasulullah SAW dengan senang hati menyediakan tempat duduk untuk istrinya.
Sebuah hadis yang berasal dari Anas RA, dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi SAW menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari).
Rasulullah SAW pernah menyatakan cinta kepada Aisyah lewat kata-kata, bahkan di depan para sahabatnya. Amr bin ‘Ash berkata, “Rasulullah saw mengutusku bersama sebuah pasukan. Di sana ada juga Abu Bakar dan Umar. Ketika aku kembali aku berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling engkau cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Amr bin ‘Ash berkata lagi, “Sesungguhnya yang aku maksudkan dari kalangan laki-laki.” Rasulullah saw menjawab, “Ayahnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pernikahan (ilustrasi)
Untuk menciptakan suasana romantis dan kemesraan, tidak ada salahnya jika suami dan istri makan sepiring berdua. Seperti dicontohkan Rasulullah dan istrinya. Sebuah hadis yang berasal dari Aisyah ra, ia berkata, “Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi SAW.” (HR BUkhari).
Hadis lain yang bersumber dari Aisyah juga, “Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haid, lalu Nabi mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.” (HR Abdurrazaq dan Said bin Manshur).
Setiap orang tentunya senang dipanggil dengan panggilan sayang atau yang menyenangkan hati. Seperti yang dilakukan Rasulullah SAW saat memanggil istrinya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau memanggil Aisyah dengan panggilan yang sangat mesra “Aisy” dan terkadang dengan sebutan “Ya Humaira” (wahai yang memiliki pipi yang kemerah-merahan).
Aisyah mengisahkan, bahwa Rasulullah memanggilnya saat orang-orang Habasyah bermain perang di masjid pada hari raya, kemudian beliau memanggilnya, “Ya Humaira, apakah adinda suka melihat permainan tadi?” Aisyah lalu menjawab, “Suka ya Rasulullah.” (HR Bukhari).
Sumber: republika.co.id