Oleh: Inayatullah Hasyim
Dalam salah satu ayat, Allah SWT berfirman,
تبارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاء بُرُوجاً وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجاً وَقَمَراً مُّنِيراً— الفرقان: 61
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari (yang menyinari) dan bulan yang bercahaya.” (QS al-Furqan: 61)
Ayat itu secara singkat menjelaskan sifat cahaya pada matahari dan bulan. (Cahaya) matahari disebutkan سراجا “menyinari”. Mengapa “menyinari”? Sebab para ahi mengatakan, matahari adalah pusat tata surya kita. Bintang yang satu ini sangat istimewa karena perannya sangat menentukan bagi kehidupan di Bumi. Bahkan ia juga disebut sebagai “bintang yang membakar dirinya sendiri” (النجم الثاقب). Tanpa matahari, kehidupan di dunia ini akan berakhir. Karena itulah, Allah menjelaskan, saat kiamat nanti, matahari dihentikan dari peran yang ditunaikannya, dalam firman-Nya, إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (apabila matahari digulung).
Dan ketika menjelaskan sifat cahaya bulan, Allah menyebutkan sebagai قمرا منيرا (bulan yang bercahaya). Apa bedanya? Jawaban atas pertanyaan itu, kita dapatkan dalam firman Allah yang lainnya, dimana Allah berfirman,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dialah yang menciptakan matahari menyinari dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus: 5)
Keberadaan bulan sangat penting untuk, antara lain, mengetahui peredaran bumi. Peradaban bangsa-bangsa dimulai saat orang tahu bilangan bulan dan tahun lewat apa yang kita sebut sebagai kalender. Dua benda angkasa itu sangat penting bagi kehidupan manusia di muka bumi. Tetapi, seberapapun pentingnya peran matahari dan bulan, keberadaan Rasulallah ﷺ lebih penting lagi. Sebab, Allah SWT menggabungkan dua sifat cahaya yang dimiliki matahari (سراجا) dan bulan (منيرا) dalam diri Rasulallah ﷺ .
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا
“Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi”. (QS Al-Ahzab: 45-46).
Saudaraku, mari rutinkan bershalawat kepada Rasulallah ﷺ yang cahaya kemuliaannya melebihi bulan dan matahari digabungkan sekaligus.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا