Masyarakat menanggapi beragam terkait wacana pemindahan Kota/Kabupaten Bekasi ke wilayah DKI Jakarta menjadi Jakarta Tenggara.
thayyibah.com :: Masyarakat menanggapi beragam terkait wacana pemindahan Kota/Kabupaten Bekasi ke wilayah DKI Jakarta menjadi Jakarta Tenggara.
Salah seorang warga Perumahan Mekarsari, Bekasi Timur, Andelia (34 tahun) mengaku tak masalah jika Bekasi berubah nama menjadi Jakarta Tenggara, baik secara administratif maupun politis. Hal itu lantaran bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kan kita tahu pembangunan di Jakarta lebih maju. Duit-nya juga lebih banyak. Saya sih senang aja kalau Bekasi jadi masuk gabung ke Jakarta,” kata Andelia kepada AyoBekasi, Senin (19/8/2019).
Hal senada diungkapkan Tio Herlambang (32 tahun) warga Pekayon, Bekasi Barat. Dia berharap wacana tersebut tak sekadar angin lalu melainkan terealisasi secara nyata. “Biar sekolah gratis sama naik angkutan umum bayarnya enggak mahal,” ujarnya.
Pendapat berbeda datang dari Sobirin (52 tahun), pengurus RT di Bekasi Jaya, Bekasi Timur yang memilih Bekasi tetap masuk Provinsi Jawa Barat. Alasannya karena secara budaya dan tanah leluhur sudah menyatu di tataran peranakan sunda-betawi.
“Nanti ribet ngurus segala macamnya kalau pindah-pindah provinsi segala. Bekasi sudah begini aja adanya, enggak perlu diubah,” katanya.
Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna menilai bahwa Bekasi tidak perlu bergabung dengan provinsi lain, termasuk Bogor Raya atau DKI Jakarta.
Salah satu alasannya adalah Jakarta tidak lama lagi sudah bukan ibukota karena pusat pemerintahan nantinya berada di Kalimantan. Selain itu, Bekasi juga memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak dibanding Bandung, sehingga punya potensi ekonomi tinggi.
“Lebih bagus Bekasi mandiri sebagai kota metropolitan baru yang kuat. Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi bekerjasama saja, sudah jadi kota dan kabupaten kaya. Jangan gabung dengan DKI,” ujar Yayat.
Sebelumnya, Walikota Bekasi Rahmat Effendi lebih memilih Kota Bekasi masuk menjadi bagian wilayah Pemerintah DKI Jakarta apabila dilakukan pemekaran wilayah.
Hal itu terkait dengan rencana penggabungan 10 kota/kabupaten menjadi satu provinsi, yakni Bogor Raya yang digagas Walikota Bogor Bima Arya beberapa waktu lalu.
Sepuluh kota/kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.
Meski begitu, Rahmat memastikan proses tersebut baru sebatas wacana dan menjadi bagian dari urusan politik.
“Masih jauh dan panjang prosesnya (ke arah perubahan menjadi Jakarta Tenggara). Terserah masyarakat saja mau apa tidak,” katanya.
Sumber: AYOBEKASI.NET