Calon Anggota DPR RI terpilih Daerah Pemilihan Maluku, Saadiah Uluputty memiliki perjuangan sendiri untuk meraih kursi DPR. Selain harus meninggalkan keluarga, Saadiah juga harus melewati badai di laut lepas dalam perjalannya menuju pulau-pulau kecil yang terdapat di Maluku.
“Saya pernah tertahan selama dua jam di laut lepas, terombang ambing oleh badai. Kami hanya menggunakan perahu kecil ya, bukan perahu besar yang berkapasitas lima orang. Saya pasrah saja, karena meyakini diri bahwa memang perjuangan ini bukan sesuatu yang mudah,” ungkapnya disela-sela agenda Pembekalan Nasional Caleg PKS terpilih, Rabu (07/08/2019).
Perjalanan penuh bahaya tersebut dilakukan oleh Saadiyah tidak saja pasa masa kampanye berlangsung. Perempuan yang sudah dua kali menjadi Anggota Legislatif DPRD Maluku tersebut mengaku rutin melakukan kunjungan dan mendengarkan aspriasi masyarakat secara langsung. Sehingga, melakukan perjalanan dari satu pulau ke pulau yang lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi ibu dari empat orang anak itu.
“Pada saat harus turun ke masyarakat, kami harus melewati pulau-pulau, karena Maluku itu memiliki 1430 pulau. Selain badai, ya tentunya perjalanan ini juga bukan perjalanan yang murah. Kami mendatangi masyarakat mulai dari yang dapil terdekat hingga yang terjauh. Mengeluh, ya ingin sih apalagi kita sebagai perempuan ya, lillah aja deh,” pungkasnya.
Berangkat dari pengalaman dan keprihatinan tersebut, Saadiah menerangkan bahwa dirinya akan membawa isu masyarakat kepulauan ke parlemen. Sehingga, katanya, kehadirannya di Senayan dapat memberikan perubahan yang nyata untuk Indonesia dan Maluku khususnya.
“Maluku merupakan salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Hal ini bisa jadi salah satu faktor penyebabnya adalah terbatasnya fasilitas dan konektifitas antar Pulau di Maluku. Terbatasnya fasilitas, informasi dan listrik dibeberapa daerah di Maluku, menjadi penyumbang yang besar pada kemiskinan Maluku, sehingga di Parlemen nanti saya akan menyuaran kepentingan Masyarakat Maluku, agar keberadaan saya bisa memberikan perubahan yang nyata,” katanya.
Selain itu, perempuan yang mendapatkan Penghargaan Anugrah Pendidikan Indonesia (API) sebagai pembuat kebijakan yang mendukung pendidikan Maluku ini juga akan tetap konsen terhadap isu-isu pendidikan di Maluku.
“Tentu perjuangan pendidikan di Maluku tidak terhenti ketika saya di DPRD saja, akan terus diperjuangkan hingga ke tingkat pusat,” tutupnya.