Oleh: Syahganda Nainggolan
UNHCR atau PBB bagian pengungsi meminta bantuan Gubernur DKI untuk mengurus 1000 an pengungsi yang demo di depan markas PBB itu, di Jl Kebon Sirih. Gubernur DKI via telpon memerintahkan jajarannya, bekerjasama dengan pimpinan DPRD DKI, Prasetyo, menampung para pengungsi tersebut ke daerah Kalideres Jakbar.
Beberapa tahun belakangan ini, pengungsi yang membanjiri Indonesia semakin banyak. Awalnya, mereka yang umumnya berasal dari daerah konflik Timur Tengah, Afrika dan Afghanistan, menggunakan Indonesia sebagai tempat singgah, sebelum mereka ke Australia. Negara-negara kulit putih, umumnya ramah terhadap pengungsi, khususnya karena mereka menandatangani Konvensi International terkait pengungsi.
Australia yang belakangan ini tidak bersahabat dengan kedatangan pengungsi, menutup diri, dan meminta Indonesia tidak membiarkan dirinya sebagai tempat singgah sementara. Akhirnya, Indonesia perlahan-lahan menjadi sasaran terakhir bagi pengungsi.
Dengan masalah pengungsi ini, maka Indonesia masuk pada tema kemanusian internasional. Padahal, kita sendiri sebagai sebuah bangsa, mempunyai rakyat miskin dan pengangguran yang sangat besar, serta tidak punya uang cukup untuk berbagai kepada mereka.
Entah kenapa UNHCR berharap pada uluran tangan pemerintah daerah, seperti ke Gubernur DKI. Memamg dalam kasus pengungsi Rohingya, tempo lalu Aceh yang bergelora menawarkan bantuan kemanusian. Saat ini Anies menunjukkan respon kepada UNHCR secara cepat dan positif. Tapi bagaimana rakyat Jakarta bersikap? Apakah kita yang masih puluhan persen miskin siap berbagi kesusahan dengan pengungsi-pengungsi itu?
Sebagai makhluk Tuhan, kita harus menunjukkan empati. Manusia adalah manusia. Mereka, pengungsi itu, bukanlah orang yang senang meninggalkan negerinya. Mereka hanyalah manusia rentan yang coba menghindar dari kematian akibat perang saudara atau diperangi negara lain. Jangan meninggalkan negerinya, orang merantau ke Jakarta saja banyak yang rindu kampung halaman, apalagi mereka.
Anies tidak boleh dibiarkan sendiri memikirkan pengungsi ini. Harus ada ide ide bersama ke depan, untuk memudahkan penyelesaian.