Soal:
thayyibah.com :: Saya memiliki beberapa rekan wanita yang saya kenal baik. Saya dekat dengan mereka, sebagai sahabat dan teman biasa. Mereka tidak berjilbab. Mereka seringkali mencoba untuk mempengaruhi diri saya dengan obrolan mereka yang simpang siur dan tidak punya arah. Kebiasaan mereka adalah berjalan-jalan ke night club atau pantai. Hanya sedikit sekali waktu yang mereka sisakan untuk Allah dan Rasul-Nya. Apabila aku mengajak mereka berbicara dengan menyebut firman Allah atau sabda Nabi, mereka justru menggelari saya sebagai “Sang Guru yang mulia”. Itu yang membuat diri saya tidak mau berbicara dengan mereka. Apakah sikap saya itu keliru? Bagaimana caranya saya dapat membimbing mereka ke jalan yang benar? Perlu dimaklumi, bahwa saya tidak dapat meninggalkan mereka.
Jawab:
Beliau –hafizhahullāh– menjawab: “Kalau kondisi Anda dengan rekan-rekan Anda sebagaimana yang Anda ceritakan, berpegang-teguhlah pada ajaran Allah dan petunjuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Berupayalah menasihati mereka dan menyeru mereka melakukan kebajikan dan mencegah mereka melakukan kemungkaran. Serta bersabar terhadap gangguan mereka yang menimpa diri Anda. Jangan sampai gangguan mereka itu menyebabkan Anda meninggalkan kewajiban Anda untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar. Karena yang demikian itu adalah sunnatullah terhadap para da’i dan objek dakwah mereka, sebagaimana yang Allah ceritakan tentang ucapan Lukman kepada anaknya:
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأْمُرْ بِالمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ المُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَآ أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُوْرِ
“Wahai anakku, dirikanlah shalat, menyerulah kepada kebajikan dan cegahlah kemungkaran, seta bersabarlah terhadap gangguan yang menimpamu; sesungguhnya itu adalah perkara yang meneguhkan..” (Q.S Lukman: 17)
Kalau yang demikian sudah Anda coba berulang-ulang, ternyata tidak juga dapat mempengaruhi mereka, atau malah menyebabkan mereka semakin tenggelam dalam dosa, maka hindarilah mereka, untuk menghindari petaka yang lain, yakni melemahnya iman Anda sendiri dan berkurangnya akhlak Anda. Atau dikhawatirkan mereka akan bersikap jelek kepada Anda, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bersikap jujurlah di hadapan Allah, niscaya itu cukup bagi Anda. Jangan merasa gundah karena berpisah dengan mereka. Karena kesendirian itu lebih baik daripada berteman dengan orang-orang yang jahat.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“… Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, akan Allah berikan kepadanya jalan keluar. Dan akan berikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, itu cukup baginya. Sesungguhnya Allah telah mengetahui urusannya. Sesungguhnya segala sesuatu itu telah Allah tetapkan ukurannya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
(Dari Fatwa Lajnah Da-imah XII: 365-366)
***
Diketik ulang dari buku “Fatwa-fatwa Kontemporer” yang disusun oleh Syaikh Shalih Al Munajjid, hal 108-110.
Artikel Muslimah.or.id