Tahun 630 M tepatnya pada tahun ke 8 Hijriah, kaum musyrik Quraish mencurangi aturan main dalam kesepakatan Hudaibiyah.
Rosulullah pun tidak bisa lagi mentolelir kelakuan musyrik Quraish yang sudah berulang kali berbuat tidak fair dan melanggar aturan yang telah disepakati bersama.
Abu Sufyan, salah satu pemimpin Quraish datang ke Madinah, mencoba melakukan negosiasi agar Rosulullah mau menerima kecurangan musyrik Quraish. Rosul menolak, lalu Abu Sufyan mencoba melobi Abu Bakar, Umar dan Ali, hasilnya sama: Gagal!
Rosulullah sudah pada titik tidak bisa lagi dilobi. Quraish sudah keterlaluan, jika dibiarkan terus maka kecurangan dan kesewenang-wenangan akan menang. Maka pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H atau 630 M itu Rosulullah menyiapkan pasukan besar, menyiapkan People Power!!
10000 massa yang terdiri dari kaum muhajirin dan Anshor bergerak dari Madinah menuju Makkah. Setiap lewat suatu kabilah, warga kabilah itu ikut bergabung, akhirnya jumlah yang ikut semakin banyak. Jadilah aksi massa yg terbesar yg belum pernah ada sebelumnya.
Tapi Rosulullah datang ke Makkah dengan begitu banyak massa yang mengikutinya, menggerakkan People Power bukanlah untuk membuat kerusuhan atau kekacauan.
Justru sebaliknya, utk memastikan kedamaian terjadi dengan menolak perjanjian yang telah dicurangi musyrik Quraish.
Rosulullah memasuki kota Makkah dan berkata, “Siapa yang masuk ke masjid maka mereka aman, siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan maka mereka aman, siapa yang berdiam diri di rumah dan menutup rapat pintu-pintunya maka mereka aman.”
Rosulullah pun menduduki kota Makkah tanpa perlawanan, tanpa setitik darahpun yang tumpah. Lalu Rosul keliling Ka’bah dan menghancurkan semua berhala yang telah melalaikan manusia pada Tuhan nya.
Rosulullah pun membaca ayat, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Qs. Al-Isra’: 81).
Jadi, People Power dilakukan di bulan Ramadhan dengan damai. Bukan untuk membuat kerusuhan, justru untuk menegakkan keadilan dan membebaskan Makkah dari berhala yang melalaikan.
Tidak ada pertumpahan darah di Makkah, karena memang rakyat Quraish tidak diprovokasi untuk melakukan perlawanan, disamping juga mereka sudah gentar melihat People Power yang sangat dahsyat, tidak ada yang berani menyulut konflik horisontal, apalagi melakukan perlawanan dengan mengirim anjing-anjing peliharaan.
*Artikel diambil dari WAG tanpa disebutkan nama penulis dan sumber tulisan