Oleh: Satria Hadi Lubis
Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan Fir’aun ketika Nabi Musa as sampai di tepi laut merah. Tak ada jalan lagi.
Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan raja Namrudz ketika Nabi Ibrahim as dibakar di dalam lapangan api yang luas.
Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan pasukan Ahzab ketika mereka mengepung Nabi Muhammad saw di dalam kota madinah.
Menyerahlah, itu yang dikatakan oleh pasukan Mongol kepada Saifudin Quthuz ketika mereka akan masuk ke Mesir, setelah meluluhlantakkan ibukota muslim di Irak.
Menyerahlah, itu yang dikatakan oleh pasukan NICA ketika mereka mengepung Kota Surabaya dengan pasukan dan peralatan perang yang sangat besar.
Tapi sejarah mencatat siapa yang tenggelam, siapa yang mati mengenaskan, siapa yang hancur setelahnya.
Kita mungkin akan kalah. Tapi kita juga bisa menang. Tapi kita tidak akan menyerah. Karena kita bersama di jalan yang ditempuh ulama. Mereka pewaris nabi. Mereka mewarisi keberkahannya. Dan mereka juga mewarisi pahit getirnya perjuangan para nabi.
Orang bilang jangan terlalu berharap. Tapi Allah menyuruh kita berharap pada-Nya. Maka tetaplah pada posisi masing-masing. Sampai Allah menetapkan janji-Nya.