thayyibah.com :: Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno menukarkan uang dolarnya sebesar USD 1.000 ke rupiah di money changer Dua Sisi, Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, Sandi juga mengajak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mencontoh langkahnya dalam rangka menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sempat menembus angka Rp 15.000.
“Ini bentuk kepedulian dan saya berharap ini diikuti juga mulai dari pimpinan tertinggi republik ini mulai dari Pak Presiden, sampai pada pengusaha-pengusaha, juga emak-emak,” katanya di lokasi, Kamis (6/9).
Menurutnya, langkah yang diambilnya ini adalah langkah sederhana dan bisa diikuti siapa saja. Karena itulah kalangan muda atau milenial bisa juga menukar simpanan uang dolarnya ke rupiah.
Mantan Wagub DKI Jakarta ini juga mengajak para politikus khususnya anggota DPR menukar dolar ke rupiah.
“Politisi juga pasti kalau kunjungan ke luar negeri masih ada sisa dolar. Yuk kita gunakan secara masif melakukan gerakan ini. It’s simple tapi ini menunjukkan kecintaan kita kepada bangsa dan negara,” pesannya.
Penukaran USD 1.000 tersebut hanya simbolis. Sebelumnya dia juga telah melakukan penukaran aset perusahaannya sebesar 40 persen dari nilai hartanya ke rupiah.
“Saya menukarkan hampir 40 persen dari holding saya. Jadi bisa cek LHKPN saya, saya enggak mau riya. Cek saja LHKPN saya berapa. Sekarang total holding saya yang rupiah sudah 95 persen,” jelasnya.
Sandi bersyukur saat ini rupiah sedikit menguat dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp 15.000 per dolar Amerika. Dia berharap langkahnya ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat.
“Mulai sesuatu hal yang simpel-simpel dan mudah-mudahan ini menjadi inspirasi, bisa menjadi contoh untuk yang lain dan ini kita bisa lakukan gerakan ini dari diri kita sendiri. Jadi kita juga bisa mulai sekarang,” jelasnya.
“Karena sekarang negara membutuhkan ini. Jadi ini adalah bentuk kecintaan kita kepada negara kita, kepada ekonomi kita. Kita ingin jangan sampai gejolak dolar yang dipicu oleh ekonomi kita ini bisa berujung ke pemutusan hubungan kerja (PHK). Sehingga lapangan kerja semakin sulit untuk masyarakat khususnya menengah ke bawah,” katanya.
Sumber: merdeka.com