Mati surinya Muslimin Polandia ini pun kemudian bangkit ketika banyak imigran Muslim dari bangsa Arab. Semangat Islam kemudian digalakkan kembali. Kelompok yang berada di garda terdepan dakwah Islam saat itu justru para mahasiswa Muslim.
Pada 1989 mereka membentuk Perkumpulan Mahasiswa Muslim Polandia. Organisasi ini kemudian membenahi pendidikan Islam Muslimin yang dimulai dari anak-anak. “Mereka mendirikan beberapa pendidikan Islam dasar untuk anak-anak Tatar,” dikutip dari Islamweb.
Sejak itulah Islam kembali menggeliat di Polandia. Saat ini, jumlah Muslimin lebih dari 30 ribu jiwa dengan komposisi Tartar, sang Muslimin awal hanya 5.000 jiwa. Kemudian, Muslim imigran asing sekitar 25 ribu serta Muslimin setempat atau para mualaf sekitar 500 hingga seribu orang.
Dalam kehidupan sehari-hari, Muslimin Polandia masih memiliki banyak hambatan. Dalam pangan misalnya, mereka hanya memiliki satu toko halal yang berlokasi di ibu kota, Warsawa.
Banyaknya jumlah masjid yang ditutup pun membuat mereka kekurangan fasilitas ibadah. Masjid tak pernah cukup menampung jamaah. Tak hanya itu, Muslimin di sana juga berada di bawah garis kemiskinan.
Dalam pendidikan Islam pun, Muslimin masih membutuhkan banyak literatur Islam. Bahkan, untuk terjemahan Alquran, terdapat satu karya terjemah dari era Tartar abad ke-19.
Namun, terjemahan itu pun baru rampung sebagian. Bagian yang tersisa justru dirampungkan oleh seorang orientalis non-Muslim bernama Jozef Bielawski serta sebagian lain oleh kelompok Ahmedija.
Kendati banyak memiliki kesulitan, Muslimin Polandia hidup bahagia. Mereka dapat hidup damai dan tak pernah bersengketa dengan masyarakat setempat. Dibanding negara Eropa sekitarnya, Muslimin Polandialah yang dapat merasakan hidup tenteram tanpa diskriminasi sodial.
Untuk menjaga keharmonisan dengan agama mayoritas, terdapat dewan umum di Polandia yang menanganinya. Dewan Katolik dan Muslim merupakan salah satu lembaga yang memediasi dialog antaragama di negara tersebut.
Anggota dewan itu sekaligus ketua komunitas Muslim di kawasan Bialystok, Halima Szahidewicz, menuturkan, tak pernah ada pertikaian ataupun ketegangan dalam hubungan antaragama. Kondisi damai tersebut pun telah berlaku sejak generasi Muslim pertama Polandia.
“Banyak sekali hal yang berubah dalam 600 tahun terakhir, tapi ada satu hal yang tak berubah, yakni toleransi terhadap kami Muslimin,” ujarnya. []
Rep: afriza hanifa
Red: Damanhuri Zuhri
Dipublikasikan pertama kali oleh Khazanah Republika
Pranala luar:
1. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/08/21/mrvdhl-geliat-islam-di-polandia
2. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/11/15/ogn4fr313-polandia-surga-bagi-umat-islam
3. https://news.detik.com/berita/3232708/garis-asa-muslim-tatar-polandia
4. http://www.gomuslim.co.id/read/news/2016/11/16/2194/pertahankan-identitas-begini-aktivitas-dakwah-muslimah-di-polandia.html
© Geliat Perkembangan dan Pertumbuhan Islam di Polandia – BERDAKWAH
Sumber: https://news.berdakwah.net/2018/05/geliat-perkembangan-dan-pertumbuhan-islam-di-polandia.html?m=1