Kami tidak mengatakan bahwa semua wanita berhijab itu cantik wajahnya, tapi saat melihat seorang wanita yang berhijab dengan kepribadian yang baik membuat kami kagum saat mengetahui profil mereka. Yah, mereka terlihat begitu anggun dan mengagumkan, tapi entah kenapa rasa kagum yang sama tak kami dapati saat membaca profil Ibu Sukmawati.
Jika Ibu Sukmawati berkata sari konde lebih terlihat cantik dibandingkan cadar, sungguh tak mengapa, kami tak marah pada Ibu. Tapi izinkan kami menyampaikan beberapa hal ini kepada Ibu.
Ibu tahu sosok ilmuwan Prof. Jackie Y. Ying? Seorang ilmuwan dari negara tetangga. Tahun lalu beliau diterima menjadi anggota National Academy of Inventors. MashaAllah, Beliau hebat ya Bu? Gimana ga hebat, NAI hanya akan memberikan penghargaan kepada penemuan-penemuan terbaru yang memiliki dampak pada masyarakat.
Prof. Ying juga telah menerbitkan lebih dari 300 jurnal ditambah dengan memiliki lebih dari 120 hak paten. Ini pencapaian yang luar biasa untuk seorang peneliti Bu, jika mungkin Ibu belum terlalu mengerti soal ini, mungkin Ibu bisa tanyakan kepada kakak Ibu yang telah menerima penghargaan Honoris Causa dari berbagai kampus. Kami yakin beliau dapat menjelaskannya dengan sangat baik.
O, iya dengan pencapaian Prof. Ying dalam bidang sains yang begitu luar biasa, Ibu tau bagaimana penampilan kesehariannya? Sangat sederhana Bu. Blazer sederhana, dengan hijab yang tak dimodel-modelin, tanpa make up, dengan kaca mata tebal. Yah, dengan tampilan seperti itu, Beliau sanggup menjadi luar biasa.
O, iya kami lupa, diacara itu Ibu sedang membicarakan Indonesia dan cadar yah? Prof. Ying memang bukan orang Indonesia dan beliau tidak pula bercadar.
Ya udah kita ambil contoh dari seorang Dokter muda yang ada di Jogja, Ibu pernah dengar tentang Dokter Ferihana? Beliau bercadar Bu, yang kelihatan dari tubuhnya hanya tangan dan mata. Tapi Ibu tahu apa yang sudah dia lakukan kepada masyarakat? Beliau menggratiskan pengobatannya kepada kaum dhuafa selama bertahun-tahun, hingga saat ini. MashaAllah, padahal beliau sendiri bukan anak seorang menteri, istri seorang raja atau bahkan putri seorang proklamator. Beliau “hanya” anak seorang PNS bergolongan rendah. Tapi Beliau membuka klinik dengan modalnya sendiri tanpa harus menjual aset negara.
MashaAllah ya Bu?
Dokter Ferihana dan Prof. Ying adalah dua diantara begitu banyak wanita luar biasa yang membuat kami memandang defenisi cantik bukan dari tampilan tapi dari sejauh apa manfaat yang kita beri.
Iya Bu, mereka tak perlu ber make up tebal untuk terlihat cantik, mereka tak perlu mengumbar aurat untuk terlihat anggun. O, iya mereka juga tak berkonde, tapi mereka tetap menawan.
Hidup mereka tidak berada pada lingkaran perbincangan remeh temeh “lipstik apa ya yang bagus?” atau “kira-kira aset apa lagi yang bisa di kuras?” tapi mereka menjadikan diri mereka bermanfaat, membantu kerja pemerintah dalam diam. Bagi kami sosok seperti Dokter Ferihana adalah wanita Indonesia yang sesungguhnya.
O, iya kata Ibu, Ibu tak mengenal Syariat Islam? Tak mengapa Bu, sungguh tak mengapa. Karena tak membawa kerugian sedikitpun pada Tuhan kami, Allah Swt.
Tapi seperti halnya Ibu yang tak mengenal Syariat Islam, sesungguhnya kami pun tak tahu siapa Ibu, jika saja nama Soekarno tidak disematkan pada nama belakang Ibu.
Iya, karena hingga saat ini, mungkin karena kurang informasi dan kurangnya pengetahuan kami. Kami bahkan belum pernah dengar sumbangsih seorang Ibu Sukmawati terhadap Negara ini.
Padahal kami ingin Ibu bisa seperti wanita luar biasa pada umumnya, yang dikenal karena membawa manfaat untuk kehidupan bangsa ini.
Dalam kasus wanita hebat diluar sana, kami mengetahui karyanya terlebih dahulu baru kami mencari tahu siapa sosok orang tua hebat yang telah mendidik mereka.
Sedangkan Ibu berbeda, jika Ibu tidak menggunakan nama Soekarno kami tak tahu Ibu ini siapa?
* Artikel diambil dari WAG tanpa tertulis nama penulis dan sumber tulisan.