NASA mengungkapkan bahwa dua hari lagi, bulan akan berada di 223.068 mil dari bumi, atau bukan di titik biasanya, yaitu 238.855 mil.
Saat gerhana terjadi, cahaya bulan tersaring oleh atmosfer bumi yang membuat cahaya putih memantul jauh dari bulan sehingga cahaya merah atau jingga yang menyerupai warna merah darah tercermin di bulan.
“Kami melihat semua matahari terbit dan terbenam pada saat itu tercermin dari permukaan bulan,” kata Sarah Noble, seorang ilmuwan program di markas NASA.
Dalam pemberitaan yang diterbitkan Space, Jumat (19/1/2018), diperkirakan selama 76 menit bulan benar-benar tenggelam dalam bayang-bayang gelap bumi. Saat itu matahari, bulan, dan bumi akan sejajar.
Pemandangan terbaik untuk gerhana bulan tersebut adalah pada tengah malam di wilayah Asia tengah dan timur, Indonesia, Selandia Baru, dan Australia. Belahan bumi lain, seperti Alaska dan Hawaii, juga akan menyaksikan pemandangan ini.
Pada saat terjadi fenomena ini bulan akan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih cerah daripada biasanya. Dan Super Blue Blood Moon ini bisa disaksikan dengan jelas di langit Indonesia. Jadi jangan lewatkan!
Bagi umat Muslim jangan lupa shalat Gerhana. Rasulullah Shallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka Apabila kamu saksikan hal itu [gerhana], maka panjatkanlah doa kepada Allah dan bacalah Takbir dan kerjakan shalat dan bershadaqahlah.” [HR. Bukhari].
Pranala luar:
1. http://sains.kompas.com/read/2018/01/29/203500423/setelah-150-tahun-super-blue-blood-moon-lahir-lagi-
© Setelah 150 Tahun, “Super Blue Blood Moon” Lahir Lagi, Apa Itu? – BERDAKWAH
Sumber: http://news.berdakwah.net/2018/01/setelah-150-tahun-super-blue-blood-moon-lahir-lagi-apa-itu.html?m=1