thayyibah.com ::
Dalam ajaran Islam orang tua memiliki kedudukan yang sangat mulia di hadapan anak-anaknya. Sampai-sampai apa saja yang diperintahkan oleh orang tua harus ditaati, jika tidak maka seseorang bisa terjatuh ke dalam kedurhakaan terhadap orang tuanya. Kecuali apabila perintah tersebut memang mengandung unsur kemaksiatan kepada Allah ta’ala. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Tidak ada ketaatan dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan itu hanyalah dalam perkara yang ma’ruf (bukan maksiat)” (HR. Bukhari no. 7257).
Maka dari itu seorang anak yang soleh harus memiliki adab yang mulia terhadap orang kedua orang tuanya. Apa saja adab-adab kepada orang tua menurut Islam?
1. Berbakti Pada Orang Tua
Adab pertama seorang anak kepada ibu atau bapaknya ialah berbakti kepada keduanya. Amalan ini merupakan suatu amalan yang mulia di sisi Allah dan RasulNya. Sampai-sampai tingkatan prioritas berbakti kepada orang tua lebih didahulukan daripada jihad fii sabilillah.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud beliau berkata, “Aku telah bertanya kepada Rasulullah, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab, ‘Sholat (tepat) pada waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orangtua.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.” (Hadits Shahih, Muttafaq ‘alaih)
2. Memperbanyak Mendoakan Orang Tua
Seorang anak yang sholih seyogyanya memperbanyak berdoa kepada Allah dan memohonkan ampunan untuk kedua orangtuanya. Terutama jika kedua orang tua sudah meninggal dunia. Maka harapan mereka di alam kubur adalah doa dari anak anaknya yang sholih.
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Jika manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali 3 perkara: yakni shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631)
3. Mencium Kepala Kedua Orang tua
Salah satu etika kepada orangtua itu mencium keningnya. Hal ini sebagai bentuk kasih sayang dan hormat kita kepada orangtua. Jadi seorang muslim dianjurkan untuk mencium kepala mereka dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang. Supaya keduanya meridhoi kita.
5. Mendahulukan Orang Tua
Mendahulukan orangtua daripada yang lain adalah salah satu hal yang harus dilakukan oleh seorang anak. Ketaatan kepada orang tua lebih diutamakan daripada yang lain. Kecuali jika anak perempuan sudah menikah. Maka ketaatan pada suami lebih diutamakan baru kedua orangtuanya.
7. Menjaga Kedua Orang Tua Kita
Menjaga keduanya juga salah satu adab seorang muslim pada orang tua. Terutama bagi orang tuanya yang sudah tua dan sakit. Maka sebaiknya kita menjaga keduanya dengan baik bahkan harus rela begadang demi menjaga mereka saat sakit agar mereka bisa beristirahat dengan nyaman.
8. Berbicara Dengan Lembut
Etika berbicara kepada orangtua juga harus diperhatikan adab adabnya. Dengan nada yang lembut, tidak meninggikan suara kita di atas suara orangtua, penuh sopan santun.
Sikap tersebut sesuai apa yang dilakukan oleh para sahabat nabi kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.
“Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah” (HR. Al Bukhari 2731).
Selain itu Allah juga berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 23, bunyinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
9. Bersegera Dalam Menyambut Orang Tua
Jika seorang anak jauh dari orangtua lalu mereka datang untuk menjenguk maka adab seorang anak kepada orang tua yaitu bersegera menyambut dan menemui mereka. Seperti ketika di pesantren terkadang orangtua tiba tiba datang ingin menjenguk anaknya.
10. Mencium Tangan Mereka Saat Bersalaman
Adab selanjutnya yakni mencium tangan orang tua ketika bersalaman. Hal ini menunjukkan rasa hormat kita kepada mereka. Dan bisa menyenangkan hati keduanya. Di posisi ini kita benar-benar membedakan kedudukan antara orang tua dan teman.
12. Tidak Mengeraskan Suara Di Hadapan Orang Tua
Inilah adab yang paling penting. Yakni kebalikan dari melembutkan suara. Jangan mengeraskan suara melebihi suara orang tua. Apalagi ketika dinasehati maka jangan sampai kita membantah dan membangkangnya. Karena hal itu termasuk bentuk kedurhakaan seorang anak terhadap orangtuanya. Bahkan hanya berkata ‘uh’ saja tidak boleh apalagi sampai membentaknya (Baca ayat Al Quran yang sudah kami tulis di atas).
13. Mintalah Pendapat Orang Tua dalam Segala Urusan
Hari ini mungkin pendapat seorang anak mutlak tidak boleh diganggu oleh siapapun. Padahal seharusnya terlebih dahulu meminta pendapat dari orang tua kita sebelum memutuskan sesuatu. Hal ini sebagai bentuk rasa hormat kita terhadap mereka.
Misalnya jika seorang anak sedang dihadapkan sebuah permasalahan atau urusan pekerjaan maka diskusikan dahulu dengan kedua orang tua. Selain sudah berpengalaman, mereka juga bisa memberikan beberapa solusi sehingga kita tidak kesulitan.
14. Jangan Berbohong Pada Keduanya
Berbohong adalah suatu dosa yang mana Allah juga tidak menyukai pelakunya. Berbohong dapat menghantarkan pelakunya ke dalam neraka Allah. Berbohong pada siapapun tidak boleh apalagi kepada orangtua. Kecuali jika berbohong terpaksa atau demi kebaikan dan itupun harus syari dengan beberapa pertimbangan.
15. Jangan Menjulurkan Kaki di Depan Orang Tua
Salah satu adab yang baik seorang anak terhadap orangtuanya adalah tidak menjulurkan kakinya di hadapan orangtua. Jika itu dilakukan maka sungguh tidak sopan sekali. Bukan hanya kepada orang tua, bahkan kepada orang lain pun perbuatan ini sangat tidak layak dan harus dihindari.
16. Adab Berjalan Bersama Orangtua
Termasuk ketika berjalan dengan orangtua juga harus memperhatikan adabnya. Jangan berjalan di samping mereka namun mundurlah dari posisinya sedikit. Tidak mendahului keduanya saat menaiki tangga, selalu merendahkan diri dihadapan keduanya dan tidak menakut-nakutinya saat perjalanan bersama keduanya.
Kemudian beliau menoleh kepada kami (sahabat), sehingga beliau pun melihat kami shalat dalam keadaan berdiri. Lalu beliau memberi isyarat kepada kami untuk duduk. Maka setelah itu kami shalat dengan mengikuti shalatnya dalam keadaan duduk.
Ketika beliau mengucapkan salam, maka beliau bersabda, ‘kalian baru saja hampir melakukan perbuatan kaum Persia dan Romawi, mereka berdiri di hadapan raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk, maka janganlah kalian melakukannya.
Berimamlah dengan imam kalian. Jika dia shalat dalam keadaan berdiri, maka shalatlah kalian dalam keadaan berdiri, dan jika dia shalat dalam keadaan duduk, maka kalian shalatlah dalam keadaan duduk” (HR. Muslim, no. 413).
18. Adab Ketika Memanggil Orang Tua
Tidak diperkenankan seorang anak memanggil orang tua dengan menyebut namanya saja. Serta jika orang tua memanggil maka segeralah penuhi panggilan mereka. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah,
“Bahwasannya beliau pernah melihat dua orang laki laki lalu beliau berkata kepada salah seorang dari keduanya, ‘Apa (kedudukan) orang ini dari dirimu?’ Maka orang itu menjawab, ‘Dia bapakku.’ Maka beliau berkata, ‘Janganlah engkau memanggilnya dengan menyebut namanya, jangan berjalan di depannya dan jangan duduk sebelumnya.”
19. Adab Ketika Orang Tua Meninggal Dunia
Adab yang terakhir adalah ketika orang tua sudah meninggal dunia. Bentuk bakti kita adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam ketika beliau ditanya,
“Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa sesuatu bentuk baktiku kepada kedua orangtuaku yang bisa aku wujudkan setelah mereka berdua meninggal dunia?” Beliau menjawab, ‘Ya, (yaitu) mendoakan mereka berdua, memohonkan ampunan bagi mereka berdua, melaksanakan janji (wasiat) mereka berdua setelah mereka meninggal, menyambung tali silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali dengan (sebab hubungan) mereka berdua dan memuliakan teman mereka berdua.” (HR. Abu Dawud no. 5142)