Oleh : Ustad Dedi Masri
Seorang profesor asal Turki baru-baru ini telah menyita perhatian banyak pihak setelah memaparkan sebuah teori mengenai teknologi ponsel yang telah digunakan Nabi Nuh ketika berkomunikasi dengan putranya saat banjir bah datang.
Dalam pemaparannya di saluran televisi TRT milik Negara pada akhir pekan kemarin, profesor dan dosen di Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Istanbul, Yavuz Ornek mendiskusikan kisah banjir versi Al Quran di mana salah satu putra Nabi Nuh, yang seorang kafir, menolak untuk ikut ke atas kapal Nuh. Dia kemudian memilih untuk mendaki sebuah gunung.
“Al Quran mengatakan bahwa ombak setinggi gunung, jadi jika Nuh berbicara dengan anaknya, anaknya pasti duduk di puncak gunung lain,” jelas Prof Ornek dalam wawancara di televisi.
Prof. Ornek melanjutkan, “Al Quran mengatakan bahwa mereka berbicara, tapi untuk berbicara di antara dua gunung dengan jarak ratusan kilometer, mereka pasti punya telepon genggam, dan anak Nuh harus naik kendaraan udara untuk sampai ke ayahnya.”
Dia menyebut, teori itu dibuatnya berdasarkan pemahamannya tentang cerita yang terkait dengan Al Quran. Pasalnya, dia menilai bahwa selama badai, percakapan tidak mungkin terjadi, terlebih dipisahkan antar gunung yang secara jarak berjauhan dan juga diselingi petir.
Majlis Al Masri