thayyibah.com :: Lulus kuliah sudah, pekerjaan sudah dapat. Tinggal 1 yang kurang dalam hidupku, aku butuh pendamping hidup. Tanggal 1 Ramadhan besok usiaku genap 24 tahun. Ibu sudah mendesakku untuk segera menikah sementara calon imamku belum datang menjemputku.
malam pertama ramadhan selesai sholat tarawih, aku berdoa kepada Allah agar di pertemukan dengan calon imamku, tak lupa juga aku berdoa di sela sholat tahajjud dan dhuha dengan doa yang sama. Setiap malam doa yang sama terus terucap dari bibirku sewaktu sholat 5 waktu, tarawih, tahujjud dan dhuha. Tepatnya malam ke 10 ramadhan aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki yang sama sekali aku tidak mengenalnya, saat terbangun dari tidur dalam fikiranku siapakah dia? Apakah dia calon imamku atau ini hanya bunga tidurku saja. Allahu’alam aku mengabaikan mimpi tersebut dan terus berdoa kepada Allah kali ini doaku bertambah bukan hanya di pertemukaan dengan calon imanku juga setelah ramadhan aku ingin segera menikah.
malam ke 18 ramadhan, mimpi yang sama terulang kembali wajahnya semakin jelas dalam mimpiku. Tiba – tiba alarm berbunyi menunjukkan pukul 03.00 wib, aku terbangun dan sholat malam. Selesai sholat aku sahur bersama orang tua. Selesai sahur aku menelpon temanku.
Assalamu’alaikum, Wa’alaikumussalam jawab ukht nisa, ukhti nanti siang ada waktu? Kita boleh ketemuan, ada yang mau lia ceritain neh, boleh ukht? Boleh, ketemu di rumah nisa aja ya..! sahut nisa. Makasih ya ukhti sambil menutup telepon dari nisa.
siang hari selesai sholat zuhur aku pergi ke rumah ukhti nisa, sampai di rumah ukhti nisa sambil mengetuk pintu dan mengucapkan salam, assalamu’alaikum nisa, wa’alaikumussalam jawab seseorang dari dalam, eeh ada lia, mari masuk nak jawab ummi nisa. Nisa nya ada bu?? Ada tuh di kamar, masuk aja.. iya bu sahutku..
aku pun menceritakan mimpi yang kualami kepada nisa, sudah 2x lia mimpi yang sama. Dia datang menghampiriku sambil tersenyum kepadaku nis, wajahnya terlihat jelas sekali tapi lia tidak mengenalnya..
nisa : mungkin dia adalah jodohmu, tunggu aja. Aku hanya diam mendengar ucapan nisa.
sepulang dari rumah nisa, di dalam kamar aku mulai berfikir apakah dia calon imamku? Inikah jawaban atas doa – doaku selama ini? Ya Allah berikan aku petunjukmu..
Malam ke 20 Ramadhan aku bermimpi. Lagi – lagi mimpi yang sama terulang kembali, aku tergaja dari tidur dan langsung sholat tahajjud, seusai sholat aku berdoa “Ya Allah jika benar dia yang hadir dalam mimpiku adalah calon imamku, pertemukanlah hamba dengannya dan satukanlah kami dalam ikatan yang suci dan halal.
Pagi hari sekitar jam 09.00 wib, aku terima telpon dari ukht nisa, nisa mengajakku malam 27 ramadhan untuk sholat tarawih di masjid Istiqomah. tepat malam 27 Ramadhan, saat memasuki kawasan masjid tiba – tiba langkahku berhenti, mukaku pucat pasi dan peredaran darah yang ada di tubuhku tidak stabil. Aku benar – benar terkejut dan mengucapkan MASYA ALLAH, nisa mendengar ucapanku sambil menoleh ke arahku dan sambil berkata anti kenapa ukht? Sakit? Koq tiba – tiba mukanya pucat.. aku : bukan ukht, lihat di sana!! yang berdiri mengunakan baju koko, dia itu ukht orang yang ada dalam mimpi lia. Lia serius? Sahut nisa. Iya dia, dia ukhti, sambil menundukkan pandanganku dan masuk ke masjid. Aku terdiam di masjid.
Di hari – hari berikutnya aku berusaha membuang mimpi dan ingatanku dengan pemuda itu..
Allahuakbar allahuakbar, gema takbir berkumandang menyambut hari idul fitri.
Seminggu sesudah idul fitri berlalu, tepatnya hari minggu ada rombongan keluarga datang ke rumahku. Sambil mengintip dari jendela kamar. Aku terkejut saat melihat pemuda yang ada dalam mimpiku datang ke rumah, aku masih tetap di kamar tidak berani untuk keluar.
teryata ibuku kenal dengan keluarga pemuda itu.
ini dia anak saya bu, namanya fauzan yang saya ceritakan sama ibu. sekarang dia sudah lulus kuliah dari AL-Azhar Kairo. Fauzan memberi salam dengan ibuku. Aku mengintip ke ruang tamu sambil mendengar pembicaraan mereka. ibu fauzan berkata lagi, jadi gimana bu dengan rencana kita untuk menjodohkan mereka. Kalau fauzan menurut saja asal pilihan ibunya baik.
Aku semakin gemetar mendengar pembicaraan mereka, lalu ibu fauzan bertanya mana calonnya bu? Dari tadi saya belum melihat lia, biar mereka ta’aruf di depan kita…
sebentar ya bu, saya panggil dulu. Ibu menuju ke arah kamarku dan aku pura – pura tidak tahu apa yang terjadi di ruang tamu. Ibu datang menghampiriku dan berkata “lia anak ibu, ibu ingin melihatku segera menikah, ibu menjodohkanmu dengan anaknya teman ibu. Keluar sebentarlah nak lihat calon suamimu, ibu tidak memaksamu jika tidak suka, boleh di tolak.
aku hanya menggangukkan kepala mengiyakan kata – kata ibuku. aku dan ibu keluar dari kamar.
Ibu fauzan “ ini yang namanya lia? Cantik, anggun, soleha lagi. Aku hanya tersenyum menanggapi pujian itu sambil menundukkan wajahku.
Ibu memperkenalkan aku dengan fauzan. Fauzan ini dia anak ibu.
fauzan : Assalamu’alaikum ukhti lia. Wa’alaikumussalam jawabku..
anti sehat ukht? Insya ALLAH sahutku kembali,
fauzan berkat lagi “ Ukhti, anti bersedia menjadi pendamping hidup fauzan? Tiba – tiba peredaran darahku tidak stabil mendengar kata – kata fauzan, aku menganggukkan kepala dan menjawab Insya ALLAH ana bersedia menjadi pendamping hidup fauzan.
orang tua kami senang dan mengucapkan ALHAMDULILLAH. Apa mahar yang harus fauzan penuhi untuk melamar anti? Aku menjawab Lia minta seperangkat alat sholat dan hapal surah Ar-Rahman saja akhi..
setelah berbincang – bincang lama antara orangtuaku dengan orangtua fauzan, mereka mengambil waktu yang tepat untuk acara pernikahanku. pernikahan kita percepat saja 2 minggu setelah hari ini sahut orangtua fauzan.
2 minggu kemudian fauzan melamarku, setelah ijab kabul fauzan membaca Hapalan surah
Ar-Rahman dengan fasih tanpa gugup. setelah pernikahanku selesai, di rumah aku bertanya kepada suamiku : mas, lia mau tanya tadi waktu ijab kabul baca surah ar-rahmannya fasih sekali padahal waktu yang di berikan untuk menghapal hanya 2 minggu mas.
Dengan senyum suamiku menjawab “mas sudah hapal surah itu dek, bahkan lebih dari itu” maksudnya mas? Jawabku.
suamiku tersenyum lagi, sambil berkata “iya”..
aku : iya apasih mas, dari tadi Cuma senyum aja (aku agak sedikit kesal dan bercampur manja)
suamiku : mas bukan hapal surah Ar-Rahman, Insya Allah 30 Juz Al-Qur’an juga hapal dek, aku sedikit terkejut mendengar ucapan suamiku dan mengucapkan Subahanallah..
“Inilah jodoh yang di berikan Allah kepadaku, selama penantian dan doa-doa yang selalu ku pinta di bulan ramadhan. Maha suci Allah yang telah mempertemukan hambanya.
Penulis: ViviAndrianiBasri