Boom!
Setelah itu, Imigrasi besar-besaran Yahudi terjadi secara bertahap ke Palestina. Pada 1987 di Yerusalem saja, penduduk muslim menyusut hingga 28 persen, yaitu sebanyak 475.000. Bandingkan dengan tahun 1873, sebelum gelombang pertama imigrasi Yahudi ke Palestina, jumlah penduduk muslim di Yerusalem mencapai 73 persen.
Hal ini menandakan Kota tua Yerusalem dalam bahaya. (Hudson, 2000:249). Imigrasi Yahudi dan pembelian tanah dengan sendirinya memunculkan kecemasan penduduk Muslim. Sejak deklarasi, sekitar 90.000 Yahudi tiba di Palestina. Pada 1925 saja, Yahudi telah membeli 44.000 hektar tanah dari keluarga-keluarga Palestina (Sebag, 2012: 579). Ya, Palestina dalam bahaya! ** Wilayah dan rakyat Yahudi telah mendominasi. Maka strategi penjajahan selanjutnya ialah pendirian negara secara resmi.
Lewat program Biltmore yang dirancang Zionis, strategi ini benar-benar terrealisasi pada tanggal 14 Mei 1948: Inggris pergi dari Palestina dan dideklarasikannya pendirian Israel oleh Zionis. Saat itu pula Israel secara resmi diakui oleh PBB sebagai negara berkedaulatan di dalam wilayah Palestina.
Pada 1948, peperangan meletus. Pembantaian brutal dilancarkan oleh paramiliter Israel. Tentara Irgun dan Lehi bergabung menyerang desa Muslim di sebelah barat Yerusalem. Yahudi menjatuhkan granat ke rumah-rumah dan membantai para lelaki, perempuan, dan anak-anak.
Tragedi ini dikenal dengan nama Nakhba, dimana 600.000-700.000 rakyat Palestina meninggalkan dan kehilangan rumah mereka (Sebag: 625-628)
Banyak di antara mereka yang tergopoh-gopoh mengunci rumah mereka dan berangkat ke lokasi aman hanya dengan baju di badan. Dengan pemikiran mereka akan kembali esok atau lusa. Apa daya, sampai sekarang kunci masih dalam genggaman. Rumah dan tanah mereka dikangkangi Israel penjajah.
Konflik masih terus berlangsung, rakyat Palestina terus melakukan perlawanan. Hingga pada 1967 terjadi Pertempuran Enam Hari yang brutal. Pertempuran ini melibatkan Israel, melawan Syria, Mesir, Jordan, dan Iraq.
Perang Enam hari membuat Pemerintahan Israel, Knesset, pada 30 Juli 1980 memproklamasikan kekuasaan meliputi Jarusalem timur dan barat (Hudson, 2000: 272). Perlawanan rakyat Palestina kembali meletus Pada 9 Desember 1987, di Gaza dan menyebar ke Yerusalem. Para pemuda turun ke jalan melemparkan batu tanpa kenal takut kepada penjajah Israel. Gerakan perlawanan ini mereka namakan dengan Intifada.
Sampai saat ini, lewat perjanjian-perjanjian atau bisa kita bilang “permainan” politis, wilayah Palestina terus menyusut hingga tersisa 10% saja.
Perjuangan Intifada terus ada tanda rakyat Palestina tak mau menyerah! Mereka tak pernah sudi menyerahkan tanah sucinya pada Penjajah Israel.
Ironinya, dunia perlahan mulai memaklumi. Melupakan sejarah genosida muslim dan perampasan wilayah di Palestina.
Hingga akhirnya dengan santai kita akan mengatakan, “Ya, di sana ada negara Israel.” [smart171.org/berdakwah.net]
Sumber:
1. Hudson, Michael C, ‘The Transformation of Jerusalem, dalam Jarusalem In History. Ed. Asali KJ, 2000, New York: Olive Branch Press.
2. Montefiore, S.S. 2016. Jerussalem The Biography. Jakarta: Pustaka Alvabet.
3. UN adopts Resolution 181, a partition plan for Palestine, (http://interactive.aljazeera.com)