thayyibah.com :: Kita mungkin bisa terbilang cukup beruntung, karena kehidupan kita ditunjang dengan fasilitas yang cukup memadai sejak kecil. Sebab, di banyak daerah pelosok di Indonesia, tak semua anak bisa mendapatkan fasilitas—kesehatan, keamanan, bahkan hingga pendidikan—yang layak. Bahkan, sebagian dari mereka menganggap kegiatan membaca buku sebagai kegiatan yang mahal, tak terjangkau.
Berkaca dari pengalamannya saat menjalani masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) di bangku kuliah, Indira Nurul Qomariah pun mencoba untuk melanjutkan baktinya tersebut sekembalinya ke Pulau Jawa. Bersama temannya, ia pun merintis program Buku Anak Indonesia.
“Di daerah tugasku, Sabang, anak-anak kecil di sana sebenarnya semangat untuk belajar, terutama belajar membaca. Mereka senang dengan bacaan seperti dongeng, misalnya. Sayang, semangat tersebut tak diimbangi dengan banyaknya bahan bacaan yang sesuai. Buku yang ada di perpustakaan sekolah terlalu berat untuk anak-anak, seperti arsitekturm budidaya ikan lele, dll,” ujar gadis lulusan Universitas Sebelas Maret ini.
Bagi Indira, buku merupakan medium paling tepat untuk membuka cakrawala pengetahuan anak-anak akan dunia dan ilmu pengetahuan. Dari buku, sang anak bisa belajar akan banyak hal di luar kesehariannya, tanpa harus pergi langsung ke tempat-tempat tersebut. Melalui buku, seorang anak bisa meningkatkan taraf hidup dengan ilmu yang dipelajari.
Semua dilakukan secara sukarela
Awalnya, Indira dan temannya mengumpulkan buku yang disumbangkan oleh teman-teman kampus. Bahkan, mereka pun sempat merogoh kocek pribadi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akhirnya, mereka pun berhasil mengirimkan donasi buku pertama mereka, ke daerah Sabang.
“Sempat berhubungan sama guru-guru di sana; mereka cerita kalau anak-anak sekolah tersebut amat antusias dengan buku pemberian kita. Rasanya senang sekali bisa bermanfaat untuk kehidupan orang lain,” papar Indira.
Meski begitu, Indira sendiri sadar bahwa ia tak akan bisa mengupayakan ini semua sendirian. Itulah sebabnya, ia mengajak beberapa dari temannya untuk berpartisipasi. Untuk menyiasati tingginya biaya pengiriman buku ke daerah, Indira dan tim sempat beberapa kali memanfaatkan situscrowdfunding Kitabisa.com untuk pengumpulan dana. Mereka juga memanfaatkan akun Instagram untuk sosialisasi kegiatan mereka, melalui @bukuanakindo untuk cerita perkembangan kegiatan mereka.
“Ternyata yang bersedia membantu itu banyak sekali, mulai dari mahasiswa hingga penerbit. Untuk distribusi, kita juga banyak dibantu oleh teman-teman dari berbagai organisasi yang bertugas di daerah,” jelasnya.
Saat ini, Buku Anak Indonesia sedang menjalankan proyek mereka yang keempat, yakni pengiriman buku untuk anak-anak di daerah Bengkayang, Kalimantan Barat. Tentu saja, ia tak ingin hanya berhenti sampai di situ, “Kami (Buku Anak Indonesia) berharap bahwa setidaknya dengan buku-buku yang kami sediakan, anak-anak di sana jadi makin semangat untuk belajar serta menentukan ingin menjadi apa kelak.”
Apa yang dilakukan Indira sebenarnya cukup sederhana dan amat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Kegiatan membaca yang mungkin bagi kita adalah hal mudah, ternyata bisa jadi kesempatan yang mahal tak terkira bagi jutaan anak lainnya di luar sana. Untuk itu, cobalah untuk lebih peka terhadap keadaan sekitar dan tunjukkan wujud nyata kebaikan untuk sesama. Tak harus pusing memikirkan suatu ide yang besar. Seperti Indira yang berani memulai semuanya dari nol, kamu pun pasti bisa kok. “Selama ada niat dan kemauan, mudah-mudahan semesta akan mendukung dan memudahkan jalanmu untuk berbuat kebaikan,” ujar Indira.
Sumber: IDN Times