thayyibah.com :: Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud menjadi buah bibir. Kunjungannya ke Indonesia pada 1 Maret mendatang membuat nama Raja Arab Saudi itu banyak dibicarakan media dan para tokoh.
Ustadz Yusuf Mansur mengungkapkan enam keistimewaan Raja Salman. Perlu diketahui oleh umat Islam di Indonesia.
1. Raja yang Hafal Quran
Menurut Ustadz Yusuf Mansur, Raja Salman adalah satu-satunya raja di dunia saat ini yang hafizh Al Qur’an. Raja Salman hafal Al Quran sejak usia 10 tahun.
Ustadz Yusuf Mansur menuturkan, saat ini ia tidak menemukan kepala negara lain yang hafal Al Quran. Pada 1 Juli 20012 lalu, Muhammad Mursi yang dilantik menjadi Presiden Mesir merupakan kepala negara yang hafal Al Qur’an. Namun, pada 3 Juli 2013 ia digulingkan dengan kudeta militer.
2. Memelihara Tradisi Intelektual
Pemimpin pesantren tahfizh Daarul Quran itu mengungkapkan, Raja Salman adalah sosok pemimpin yang memiliki bertradisi intelektual. Raja Salman adalah seorang akademis yang mendapatkan gelar doktor. Bahkan, ada di antara anak Raja Salman yang menjadi pilot tentara dan astronot.
3. Teguh Menjaga Shalat
Raja Salman teguh menjaga shalat lima waktu, berjamaah di awal waktu. Ustadz Yusuf Mansur mengingatkan, Raja Salman pernah meninggalkan Presiden AS Barack Obama begitu saja karena azan Ashar sudah berkumandang.
4. Adil
Raja Salman juga merupakan sosok pemimpin yang adil. Di antara bukti keadilannya, menurut Ustadz Yusuf Mansur, Raja Salman tidak ragu mengeksekusi pangeran Arab yang terlibat penembakan terhadap warga sipil.
5. Pelayan Tanah Suci
Raja Salman lebih suka digelari sebagai khadimul haramain (pelayan dua tanah suci) daripada gelar-gelar lain seperti raja, dan lain-lain.
6. Aktor Investasi
Raja Salman kini giat berinvestasi. Termasuk kunjungannya ke Indonesia, salah satu agendanya adalah investasi. Menurut Ustadz Yusuf Mansur, Raja Salman berpikir, warga Arab Saudi yang suka berwisata akan sangat baik jika mereka menginap di hotel milik Arab Saudi dan menggunakan fasilitas milik Arab Saudi daripada milik negara asing khususnya Barat.
Dengan berinvestasi ke negara yang sering dikunjungi, maka uang muslim bisa berputar di kalangan muslim. Dan sebagian hasilnya akan digunakan untuk mengelola dan memelihara dua masjid di tanah suci; Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Sumber: Ibnu K/Tarbiyah.net