Thayyibah.com:: Tak hanya menghubungkan orang, era Internet of Things (IoT) juga dimanfaatkan berbagai macam perangkat dengan perangkat lain atau dengan pemiliknya. Ini memungkinkan siapapun untuk memantau dari jarak jauh
Salah satu contohnya, Samsung yang merilis smart TV dan lemari pendingin dengan fasilitas kamera di dalamnya. Dengan kemampuan ini, pemilik mengecek ketersediaan makanan dan minuman di mana dan kapan pun melalui aplikasi di smartphone.
Mengejutkan, Bill Gates Buka-bukaan Soal Konsumsi Obat LSD
Founder Purwadhika Computer Design School, Purwa Handoko mengatakan meski pasar aplikasi sangat penting, Indonesia masih sangat kekurangan jumlah wirasusaha, khususnya yang bergerak di bidang pengembangan aplikasi, termasuk IoT.
“Samsung itu teknologinya masih dari luar, negara asalnya. Tapi, kita juga bisa. Kita akan menciptakan bus tanpa pengemudi pertama di Indonesia. Untuk sementara, bus ini akan beroperasi di seputaran BSD,” kata Purwa kepada Tekno Liputan6.com, Sabtu (18/2/2017).
Sebelum berangkat ke arah sana, Purwa menekankan betapa pentingnya bagi Indonesia untuk mampu mencetak para startup di bidang teknologi informasi (TI). Untuk itu, dibutuhkan lembaga pendidikan yang mampu mencetak para wirausaha TI dari Indonesia.
Untuk mewujudkannya, sebuah lembaga pendidikan idealnya memiliki program yang dinamakan “IT Startup in Software Engineering” yang berfokus pada cloud, mobile, dan IoT computing. Untuk mengimplementasinya, para peserta program tersebut akan terjun langsung ke proyek sungguhan, yaitu membuat produk aplikasi untuk B2B/B2C dan mendirikan startup sendiri.
“Inilah yang saya maksud, enam bulan belajar startup sudah bisa keluar sebagai ITpreneur,” ujarnya.
“Lulusan IT jangan cuma berpikir untuk kerja sama orang, tapi sekarang kesempatan telah terbuka luas untuk menjadi ITpreneur yang bisa mengembangkan,” lanjut Purwa.
Menurutnya, lulusan startup mampu mengantongi omset Rp 500 juta bahkan sampai Rp 1 triliun per bulannya. “Ini keuntungan bisnis berbasis teknologi dan internet, apalagi kalau sampai aplikasinya sudah dipakai banyak individu dan perusahaan, ” ujarnya.
(Pramita Tristiawati/Cas)