thayyibah.com :: Dari sekian masa saya hidup, baru saat ini, Ulama ditekan habis, Ucapannya tak mampu membuat pemegang kuasa menjadi sedu sedan.
Dahulu, ucapan kyai begitu bermakna. Para penguasa, seakan-akan tak bisa luput dari menunggu ucapan ulama.
Namun kini, Penguasa menghardik para ‘alim, menganggap bahwa ulama tak berhak mengomentari perkara politik.
Andai mereka menyadari, bahwa ulama itu pewaris para nabi, maka perlakukan terhadap ulama tak mungkin direndahkan.
Ini masa di mana orang kafir katanya lebih berharga dibandingkan ayat suci, ucapan ulama seperti tiada guna daripada para kaum munafik dan pendusta.
Andai para ulama itu, berkata lantang, “Jihad Akbar” maka sudah pasti mereka yang beriman mengangkat senjata! Tapi, sekali lagi para ‘alim yang dizalimi itu masih bersabar, membuat kami tetap patuh mengikutinya.
Habis kesabaran jangan pernah, ikhtiar dakwah terus kita gelorakan, tawakkal jangan pernah luput dari perhatian.
Allah SWT masih menyuruh kita untuk lantang bersuara, masa ini masih banyak peluang menyelamatkan muslim dari kehinaan, menyadarkan orang kafir untuk beriman kepada Allah SWT sepenuhnya.
Maka, mumpung jalan masih terbentang, teriakkan islam dengan lantang, ajak para penentang agar mereka mau taat, ajak mereka yang bermaksiat untuk tunduk syariat.
Taruh dulu senjatamu, gunakan saja lisan dan media-media kita bicara tentang dakwah, bukan sekedar Aqidah dan akhlaq, tetapi juga keutamaan penerapan syariah.
Oleh: Rizqi Awwal