Jamaah Masjid dan Bisnis Batubara*
thayyibah.com:: Salah satu predikat yang melekat pada diri Yusuf Mansur adalah ‘pebisnis’. Dia menggerakkan bisnis dalam berbagai usaha. Salah satu yang ramai dibicarakan adalah usaha batubara di Kalimantan. Ramai pembicaraan ini dikarenakan kegagalan usaha itu dan kekecewaan rekan bisnis Yusuf Mansur dengan uang milyaran rupiah.
Karena usaha batubara Yusuf Mansur ini melibatkan kalangan pengusaha yang terbatas, maka tentu saja ada kesulitan untuk melakukan konfirmasi-konfirmasi. Selama ini petunjuk yang penulis dapatkan hanya tentang satu pengusaha yang dikecewakan oleh Yusuf Mansur bernama ‘A’ yang berkantor di Menara Palma di Jalan HR. Rasuna Said, Jakarta. Untuk bisa menarik kembali uang pengusaha ini dari Yusuf Mansur, si pengusaha meminta bantuan seorang politikus yang juga berpredikat ‘ustad’.
Petunjuk berikut penulis dapatkan Dr. Daud Rasyid, MA. Ustad yang kini menjadi imam di salah satu masjid di Amerika Serikat ini pernah bertutur kepada penulis, bahwa Yusuf Mansur pernah membangun usaha batubara dengan jamaah salah satu masjid di Jakarta. Belakangan, usaha itu berhenti dan jamaah masjid tersebut harus kehilangan uang milyaran rupiah. Sungguh sayang, Ustad Daud Rasyid hanya menyebut ‘Cibubur’ untuk lokasi masjid itu berada tanpa menyebut lebih detail.
Sampai pada bulan Ramadhan lalu, tepatnya 25 Juni 2016, penulis mendapat pesan pendek dari seseorang berinisial HM dari nomor 081619534xx. Mulanya, HM sampaikan minat akan buku tentang Yusuf Mansur. Kemudian HM menulis, “Rekan-rekan jamah ana 44 orang, 2009 tertipu 45 M, bisnis batubara di Kalimantan dengan nama JBN (Jabal Nur) – berakhir Jabal Nar (neraka –pen). HM kemudian mengirim alamat rumahnya yang berada di Kota Wisata, Cibubur.
Kepada HM, penulis meminta untuk bertemu agar bisa menceritakan pengalamannya bersama jamaah masji dalam berbisnis batubara dengan Yusuf Mansur. HM kemudian mengundang penulis untuk berbuka bersama di Masjid Darussalam, Kota Wisata, Cibubur pada Ahad (26/6). Penulis diminta datang satu jam sebelum masuk waktu berbuka.
Sayangnya, pada Ahad siang itu, lewat pesan WhatsApp HM membatalkan udangannya. HM beralasan, bahwa dia mendapat nasihat dari seorang ustad untuk tidak bertemu penulis. Alasannya, “penipuan” yang dilakukan oleh Yusuf Mansur terhadap jamaah masjid itu adalah ‘aib sesama Muslim’ yang harus ditutupi. HM mencontohkan, “Ketua Yayasan Masjid Darussalam Kota Wisata, rugi 5,5 M telah ihlaskan, bertawakal kpd Allah…..alhamdulillah tlah mendapatkan berlipat….”
Informasi yang penulis kumpul menyebutkan, bahwa HM adalah jamaah Masjid Darussalam, Kota Wisata Cibubur dan pernah menjadi pengurusnya pada tahu 2009. Hingga kini HM tetap aktif dalam kegiatan ubudiah dan sosial masjid tersebut. HM juga dikenal sebagai salah satu “orang tua” bagi jamaah masjid tersebut.
Kepada Yusuf Mansur, penulis dua kali mengirim permintaan klarfikasi atau tabayyun soal usaha batubaranya bersama HM dan jamaah masjid Darussalam, Kota Wisata itu. Permintaan pertama penulis layangkan pada 14 Juli ke nomor WA Yusuf Mansur. Permintaan kedua juga penulis layangkan ke nomor WA-nya pada 19 Juli.
Sayang seribu sayang, dua kali permintaan penulis ini dijawab Yusuf Mansur dengan jawaban yang “jauh panggang dari api”. Yusuf Mansur lagi-lagi hanya meminta penulis ikut bersamanya menyaksikan acara demi acara yang dihadirnya.[]
*Artikel ini adalah salah satu dari artikel-artikel dalam buku “Banyak Orang Bilang : Yusuf Mansur Menipu”. Pembaca Thayyibah.com yang berminat mendapatkan buku ini, silahkan kirim SMS nama dan alamat lengkap + kode pos ke nomor 085282440664. Insya Allah buku segera dikirim selama persediaan masih ada.