thayyibah.com :: Harta dalam keluarga memiliki posisi penting, karena kebutuhan-kebutuhan dalam keluarga yang dapat dipenuhi dengan harta. Supaya harta keluarga berjalan dengan baik dan bermanfaat, maka perlu dilakukan pengaturan keuangan dalam keluarga. Manfaat dan efesien merupakan hal yang diidamkan baik manfaat di dunia dan di akhirat. Berikut ini beberapa poin tentang tips mengelola harta keluarga:
- Perencanaan Pembelanjaan.
Penghitungan pendapatan rutin merupakan titik awal sebuah perencanaan pembelanjaan dalam keluarga, agar terhindar dari besar pembelanjaan dari pada pendapatan.
Pembuatan perencanaan pembelanjaan lebih difokuskan pada hal yang sangat penting dalam keluarga, dari pada kebutuhan sekunder dan pelengkap.
Kebutuhan primer seperti kebutuhan makan minum bagi anggota keluarga secara global atau terperinci. kebutuhan sandang merupakan hal yang penting bagi keluarga, walaupun tidak harus membeli pakaian setiap bulannya, tetapi ada anggaran untuk mengganti pakaian yang sudah tidak layak pakai. Kemudian kebutuhan papan (tempat tinggal) baik rumah milik sendiri maupun rumah kontrak, seperti anggaran kontrakan, dan listrik.
Perencanaan pembelanjaan kebutuhan primer disesuaikan dengan kondisi, tidak terlalu berlebih-lebihan. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
… وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“… makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-A’raf [7]: 31)
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersikap pertengahan atau adil dalam semua hal, termasuk pada penggunaan harta. Islam tidak mengajarkan pelit dan juga tidak mengajarkan boros. Tetapi pertengahan antara keduanya, yakni lebih sering disebut dengan sederhana, menggunakan harta sesuai kebutuhannya. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman;
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
“Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. al-Isra’ [17]: 29)
Dengan berlaku sederhana, orang muslim terhindar tindakan yang sia-sia. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam memberikan teladan kepada umatnya dalam hidup sederhana: roti yang biasa dimakan Rosululloh sholallohu alaihi wasallam adalah roti gandum (yang kasar). Belau tidak pernah memakan roti tepung yang halus lagi empuk hingga beliau wafat. Beliau merasa kenyang dua hari berturut-turut karena makan sepotong roti gandum.
Dalam membelanjakan harta, seorang muslim dituntut untuk sederhana dan hemat, tidak membeli kebutuhan hidup yang mewah dan mahal, karena hal itu akan merugikan dirinya sendiri dan keluarga.
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda: “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup dan menerima apa yang Alloh berikan kepadanya.” (HR. al-Bukhori dan Muslim).
Sebaliknya sifat boros akan mencelakakan pelakunya, dan dia merupakan teman dari setan. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
… وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)
“… janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. al-Isra’ [17]: 26-27)
- Infak dan Sedekah.
Infak atau membelanjakan harta di jalan Alloh. Salah satu manajemen untuk menambah harta dalam keluarga adalah berinfak dan bersedekah. Hal itu sudah dijanjikan oleh Alloh sang maha pemberi rezeki. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Alloh menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Alloh kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya.” (HR. Muslim)
Selain memperhatikan kebutuhan keluarga, seorang Muslim juga hendaknya memperhatikan saudara, tetangga dan kaum Muslimin. Dengan menyisihkan harta untuk diinfakkan di jalan Alloh ta’ala merupakan tindakan perhatian seorang muslim kepada muslim lainnya. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Alloh Tabaraka wa Taala berfirman, ‘Wahai anak Adam! Berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
- Hindari Pembelanjaan Haram.
Halal merupakan hal penting dalam keluarga, karena hal itu dapat mendatangkan keberkahan dan kebahagiaan dari sisi Alloh. Salah membelanjakan harta, atau membelanjakan harta pada barang yang haram akan menyebabkan kesulitan dan kesengsaraan dalam keluarga. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Alloh memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Alloh tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. al-Baqoroh [2]: 276)
Yang dimaksud dengan memusnahkan Riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
Wallohu A’lam… .
Sumber: Fajrifm