thayyibah.com :: Sebagai manusia, Anda pasti melalui beberapa fase kehidupan yang berbeda-beda lengkap dengan keaneka ragaman dinamikanya. Dahulu semasa kanak-kanak Anda begitu peduli dengan permainan terlebih yang menantang rasa penasaran anda. Setelah menginjak dewasa Anda mulai berganti perhatian, pendidikan, lalu pekerjaan dan selanjutnya rumah idaman. Dan kini setelah menikah dengan pasangan hidup idaman Anda, perhatian Anda turut berganti. Setelah Anda mendapatkan semua itu, perhatian Anda mulai beralih kepada urusan buah hati yang akan meneruskan cita-cita hidup anda. Allah Ta’ala berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (Ali Imran 14)
Sikap semacam ini bukan hanya terjadi pada diri anda, bahkan sampaipun para nabi juga merasakan hal yang serupa :
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”(Al Anbiya’ 89)
Berharap dan berusaha adalah dua hal yang wajar, namun berputus asa atau lupa daratan sehingga lalai akan keberadaan kuasa Ilahi adalah dua sikap tercela. Karena itu pada kesempatan ini, saya mengajak Anda untuk merenungkan beberapa hal penting agar terbebas dari kedua hal tercela di atas.
Pertama: Anak keturunan adalah karunia dan kuasa Ilahi.
Fakta ini benar-benar nyata di setiap masa, karena itu bersyukurlah bila mendapatkannya dan bersabarlah bila belum atau bahkan tidak mendapatkannya. Percayalah bahwa apapun yang terjadi pada diri Anda itu pasti yang terbaik bagi anda. Dan percayalah bahwa bukan hanya Anda yang mengalami hal ini, bahkan sebagian nabipun mengalaminya, sebagaimana yang terjadi pada nabi Isa dan Yahya ‘alaihimassalam.
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاء يَهَبُ لِمَنْ يَشَاء إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاء الذُّكُورَ {49} أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَاء عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
“Hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Allah menciptakan apa saja yang Ia kehendaki., dan Allah mengaruniai anak wanita kepada siapa saja yang Ia kehendaki dan anak lelaki kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Atau Allah juga memberi mereka anak laki dan wanita dan Allah menjadikan mandul siapa saja yang Ia kehendaki . Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (As Syura 49-50)
Sebagai contohnya dari kalangan para nabi ialah: Nabi Luth ‘alaihissalam yang hanya memiliki anak-anak wanita, sedangkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam hanya memiliki anak lelaki. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memiliki anak putra dan putri, sedangkan nabi Yahya dan Isa ‘alaihimassalam tidak mendapat karunia anak walau hanya seorang. Demikian Imam Al Baghawi mencontohkan aplikasi ayat di atas dalam kitab tafsirnya. (Tafsir Al Baghawy 7/200)
Dengan demikian, tiada alasan bagi Anda untuk berkecil hati bila belum kunjung mendapat karunia anak keturunan.
Kedua: Jangan Pernah Putus Asa.
Saya yakin Anda percaya bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tanpa terkecuali dalam hal anak keturunan. Karena itu, bila hingga kini Anda belum kunjuk mendapat anak keturunan maka terus kobarkan keimanan Anda dengan melipat gandakan doa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Betapa banyak orang yang telah divonis oleh dokter bahwa dirinya tidak lagi dapat memiliki keturunan, namun pada kenyataannya Allah memberinya. Sebagaimana betapa banyak orang yang telah menginjak umur lanjut, namun tanpa diduga-duga Allah mengaruniakan anak keturunan kepadanya.
قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا {8} قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
“Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”. Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.(Maryam 8-9)
Ketiga : Perbanyaklah Istighfar.
Telah terbukti secara tinjauan dalil maupaun fakta bahwa istighfar adalah salah satu kiat manjur untuk memohon anak keturunan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Demikianlah janji Allah ‘Azza wa Jalla yang disampaikan melalui lisan nabi Nuh ‘alaihissalam:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا {10} يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا {11} وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (Nuh 10-12)
Karena itu, selain menempuh upaya medis yang sewajarnya, jangan pernah melalaikan apalagi memandang sebelah mata peran istighfar. Bila Anda memanjatkan istighfar dengan hati yang jujur nan tulus dan keyakinan yang kokoh, maka dengan izin Allah harapan Anda akan terkabulkan, karena Allah telah berjanji, dan janji-Nya pasti ditepati:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Ghafir 60)
Keempat : Apapun Yang Terjadi Pada Diri Anda, Itulah Yang Terbaik Bagi Anda.
Saya yakin Anda mengetahui atau paling kurang mendengar atau membaca tentang cerita anak yang durhaka kepada orang tuanya. Bukan hanya menyakiti fisik kedua orang tuanya, bahkan betapa banyak anak yang menjerumuskan kedua orang tuanya ke dalam kubang dosa dan kebinasaan di dunia hingga di akhirat. Betapa banyak orang tua yang menyesali kehadiran anaknya yang senantiasa menjadi biang kericuhan dan tiada henti mencoreng dan memalukan kedua orang tuanya.
Saya yakin, setiap kali Anda melihat mereka, pastilah hati Anda terketuk untuk mensyukuri kondisi Anda. Karena itu percalah bahwa setiap kodrat ilahi yang terjadi pada diri Anda, pastilah yang terbaik bila Anda mensyukurinya.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman. Sejatinya semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidaklah mungkin didapatkan oleh selain orang yang beriman. Bila ia mendapat kesenangan ia bersyukur maka kesenangan itu mendatangkan kebaikan baginya. Dan bila ia mendapat kesusahan ia bersabar, maka kesusahan itu mendatangkan kebaikan baginya”. (H.R Muslim)
Semoga, paparan singkat ini bermanfaat bagi Anda, dan menyibak tabir yang menyelimuti perasaan Anda karena gundah memikirkan perihal si buah hati yang belum kunjung tiba. Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.
Oleh : Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A hafidzahullah*