thayyibah.com :: Diceritakan… sebelum kewujudan manusia, bumi kita ini dulunya telah didiami oleh golongan jin.
Mereka diciptakan daripada api yang sangat panas. Golongan jin juga sama seperti manusia, berakal dan bernafsu serta mengamalkan hidup yang lebih kurang sama seperti manusia sehinggalah pada satu tahap golongan jin ini telah melakukan banyak kerosakan dan kemungkaran di muka bumi.
Dan jin pula, Kami jadikan dia sebelum itu, dari angin api yang panasnya menyerap ke liang bulu roma. (al-Hijr:27)
Allah swt telah memerintahkan para malaikat untuk memerangi kaum jin yang kufur padaNya di bumi. Malaikat juga diperintahkan supaya membawa seorang dari golongan jin ini yang bernama Azazil naik ke langit.
Setelah sekian lama, Azazil tekun dan khusyu’ beribadat pada Allah swt dan diangkat darjatnya untuk menjadi penghulu kepada para malaikat di syurga. Hinggalah pada suatu ketika, Allah swt menghimpunkan para malaikat dan memberi tahu pada mereka tentang kehendak-Nya menciptakan pemimpin di muka bumi.
“Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi.”(Al Baqarah:30)
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.
“Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau.”(Al Baqarah:30)
Allah menjawab pada para malaikat,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(Al Baqarah:30)
Lalu Allah Menciptakan Adam a.s., dan memerintahkan malaikat untuk sujud menghormat kepada Adam a.s. Azazil, sebagai imam para malaikat, sepatutnya lebih dahulu bersujud memimpin para malaikat. Tetapi, dia menolak, kerana dia merasa bahawa dirinya lebih baik dari pada Adam. Sementara para malaikat lain terus sujud tanpa dipimpin oleh Azazil.
Bukan sahaja dia enggan sujud, malah sombong dan menjawab kepada Allah :
“Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Kami berfirman kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka sujudlah melainkan iblis; ia berkata: “Patutkah aku sujud kepada (makhluk) yang Engkau jadikan dari tanah (yang di adun)?”(Al-Israa’:61)
Keengganan sujud ini berpunca dari hasad dengki Azazil, yang irihati apabila Allah hendak melantik nabi Adam sebagai khalifah di bumi kerana ia dijadikan dari api sedangkan manusia dijadikan dari tanah yang busuk dan melekat.
Ia durhaka kepada Allah, takabbur dan lupa daratan.
Maka terhalaulah Azazil dari syurga. Namanya diubah kepada Iblis. Apabila Iblis diturunkan ke bumi, dia berjanji akan menyesatkan manusia serta keturunannya.
Dia berkata lagi:
Kabarkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau muliakan mengatasiku? Jika Engkau beri tempoh kepadaku hingga hari kiamat, tentulah aku akan memancing menyesatkan zuriat keturunannya, kecuali sedikit (di antaranya) (Al-Israa’:62)
Allah berfirman (kepada iblis):
Pergilah (lakukanlah apa yang engkau rancangkan)! Kemudian siapa yang menurutmu di antara mereka, maka sesungguhnya Neraka Jahanamlah balasan kamu semua, sebagai balasan yang cukup. (Al-Israa’:63)
Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelaran dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tidak layak bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya serta memberi gelar baru baginya, Iblis.
“Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?”
Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata,
“Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah.”
Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman.
“Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir”.
Azazil ataupunIblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni syurga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata.
“Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan.”
Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.
” Maka kata Allah, “Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya.”
والله أعلمُ بالـصـوابWallahu’alam bissawab
Sumber: Loveislam.id