Konsep Sukses Yusuf Mansur Seperti Dukun?
thayyibah.com :: Sebuah video ceramah Yusuf Mansur di Kalimantan Selatan diunduh ke youtube dan diberi judul “Keajiban Jika Kita Sering Membaca Shalawat”.
Kehadiran Yusuf Mansur di Kalimantan Selatan ini sepertinya atas undangan seorang tokoh lokal yang tampak dalam video ini dan sering disebut namanya oleh Yusuf Mansur dalam ceramahnya ini, yakni Haji Rosehan. Rupanya video ini diambil dari TVRI dalam sebuah kegiatan Final Lomba Maulid di Kalimantan Selatan.
Karena dalam kegiatan yang berthemakan maulid, maka ceramah Yusuf Mansur kali ini berisikan tentang Sholawat kepada Rasulullah. Video yang tampak lebih banyak dihadiri oleh anak-anak dan remaja itu, tak tampak Yusuf Mansur menggalang dana sedekah untuk dibawanya pulang ke Jakarta, ke rumahnya. Bisa jadi karena Yusuf Mansur kali ini sudah mendapat “keuntungan” dari sisi lain.
Sama seperti ketika berceramah soal sedekah, saat berceramah dengan thema shalawat juga Yusuf Mansur selalu menghadirkan cerita-cerita yang bisa membuai jamaah. Juga sama seperti sedekah, jika seseorang ingin menjadi kaya, menjadi punya banyak harta, cepat punya jodoh, cepat memiliki rumah dan sebagainya, maka bisa dilakukan dengan bersholawat.
Untuk itu, kembali Yusuf Mansur mengarang cerita. Kali tentang seorang teman sesamnya guru di lembaga Darul Qur’an. Teman itu bernama Diaunddin, yang merupakan alumni Mesir.
Diauddin ini ingin menikah namun belum temukan siapa jodohnya. Lalu oleh Yusuf Mansur, dia disarankan untuk bersholawat sebanyak 4444 kali setiap hari selama 40 hari. Namun, belum juga sampai hari ke 40, seorang saudagar kaya dari kampung Diauddin di Tegal datang dan melamarnya untuk anaknya yang baru kelas tiga SMA. Bahkan, Diauddin dihadiahi oleh mertuanya ini sebuah minimarket di Tegal.
Kisah Diauddin ini menambah panjang daftar teman Yusuf Mansur di Darul Qur’an yang sukses luar biasa. Inilah yang terungkap dalam ceramah-ceramahnya. Ada yang mendadak mendapat uang ratusan juta, ada yang mendapat warisan besar, ada yang sukses berbisnis dan sebagainya. Yang menarik, semua teman guru atau karyawan Yusuf Mansur yang diceritakan itu selalu meraih “sukses” itu di kampungnya sendiri, seperti Diauddin tadi.
Kesuksesan dengan 4444 sholawat setiap hari selama 40 hari ini diajurkan Yusuf Mansur kepada Diauddin atas dasar pengalaman pribadinya ketika masih dalam penjara dahulu.
Kali ini Yusuf Mansur sama sekali tidak bercerita bahwa “kesuksesan” dia dalam penjara dahulu karena sedekahnya kepada semut dan sebagainya. Hal ini juga sama ketika dia bercerita tentang sedekah, maka sholawat sebagai “kesuksesan” dalam penjara seperti dalam video ini tidak disinggungnya.
Masih tentang sukses dengan bersholawat, Yusuf Mansur dalam video ini juga berceritang tentang seorang petani miskin yang tak punya lahan ingin membangun rumah. Si petani hanya mampu membeli satu zak semen. Semen itu kemudian setiap hari dikitari oleh si petani sambil terus menerus bersholawat. Ajaib, tak lama kemudia si petani bisa membangun rumah idamannya.
Cerita yang sama juga dialami oleh seorang teman Yusuf Mansur sendir yang tak disebut namanya. Temannya ini ingin membangun rumah namun dia hanya memiliki satu buah genting. Genting itu kemudian diletakkannya di atas sajadah yang kemudian teman Yusuf Mansur ini sholat dhuha di atasnya setiap hari. Tak lama berselang, temannya ini memiliki sebuah rumah.
Menshalawatkan semen dan mendhuhakan genting ini jelas sesuatu yang baru, yang baru diajarkan oleh Yusuf Mansur. Sebelumnya, belum ada seorang ulamapun yang mengajarkan konsep sukses seperti ini, bahkan Rasulullah pun tak pernah mengajarkan meraih kesuksesan seperti ini. Kita hanya mendengar sebuah benda dibacakan sesuatu, baik doa maupun ayat Qur’an agar benda tersebut mendatangkan keuntungan material ada pada ajaran para dukun atau para “tukang jual obat” lainnya.
Dalam video ini juga memperlihatkan Yusuf Mansur sangat yakin bahwa ceramah yang dilakukannya ini acara yang digelar Haji Rosehan itu pasti mendapat pahala besar dari Allah SWT. Karena itu, jika jamaah ini meraih pahala seperti dirinya dan Haji Rosehan, maka cukuplah berdoa, “Ya Allah, berikan saya pahala seperti pahalanya Yusuf Mansur atau Haji Rosehah.”
Berharap sebuah kegiatan yang kita lakukan mendapat nilai dari Allah adalah sebuah keharusan, akan tetapi mengucapkan sesuatu yang sesungguhnya merupakakan otoritas Allah, jelas itu adalah sebuah kesombongan. Seperti apa yang dilakukan Yusuf Mansur itu.