thayyibah.com :: Ambilah pelajaran dari kisah berikut wahai pembela sahabat nabi. Ada suatu kisah yang sangat mengherankan yang menimpa seorang rafidhah dahulu yang kerjanya mencela Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsman. Berkata Al-hafizh Adz-Dzahabi, “Telah memberitakan kepada kami seorang imam Muhammad bin Almuntab bahwa ‘Izzuddin Yusuf Almaushiliy menulis surat kepadanya, kemudian dia memperlihatkan tulisannya tersebut kepadaku (yang terdapat pada isinya)”.
Dahulu ada kawan kami yang bernama Asy-Syams bin Hasyisyi yang kerjaannya mencela Abu Bakr dan ‘Umar (radhiyallahu ‘anhuma), dan terkadang dia extrim dalam mencela kedua nya, tatkala tiba waktu pergantian khuthbah tiba-tiba dia mengeluarkan kerafidhahannya, mencaci Abu Bakr, ‘Umar dan mendustakannya,
Lalu saya menegurnya wahai Syams, alangkah buruknya dikala celaanmu kamu lontarkan kepada mereka semua, sementara kamu sudah tua renta, ada apa dengan mereka, padahal mereka sudah meninggal 700 tahun yang lalu, sedangkan Allah Ta’ala berfirman: “mereka adalah generasi yang sudah berlalu”?
Lantas dia menjawab: demi Allah, demi Allah sesungguhnya Abu Bakr, dan ‘Umar, dan ‘Utsman tempatnya di dalam neraka -dia ucapkan di khalayak ramai nya manusia-,
Seraya berdiri bulu-bulu tubuhku, karena kengerian dengan cercaannya kepada Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman, lalu akupun menengadahkan kedua tanganku ke langit, akupun bermunajat berdo’a: Ya Allah dzat yang maha menguasai diatas seluruh alam raya ini, wahai dzat yang maha mengetahui -yang tidak ada yang tersembunyi dariNya sesuatu pun, saya meminta.
Jika anjing ini berada diatas kebenaran, maka turunkanlah suatu tanda akan kebenaran dia, adapun jika dia adalah seorang yang melakukan kelaliman/ kedzaliman, maka timpakanlah padanya suatu siksaan yang engkau perlihatkan pada mereka bahwa dia sedang berada pada suatu kenistaan dan kedurhakaan,
Tiba-tiba seketika itu juga matanya menggelembung sampai hampir saja keluar bola matanya, tubuhnya pun menghitam bagaikan karat dan dekil, lalu badannya setelah itu pun menggelembung, lalu keluar dari tenggorokannya sesuatu yang bisa membuat bangsa burung mati, lalu dia pun digotong ke rumahnya,
Tiga hari setelah itu ia-pun tewas, setelah tewas tidak ada yang mampu memandikan bangkainya disebabkan karena masih ada cairan yang mengalir dari mata dan tubuhnya, lalu dia dikuburkan layaknya sampah dan bangkai tanpa dimandikan -Semoga Allah tidak memberikan rahmat-Nya kepada orang ini-
Berkata kepadaku Ibnu Muntab : ada diantara teman kami yang datang dari negeri Maushil ke kota Baghdad, lalu mereka mengkisahkan peristiwa ini, dan ini kisah yang shahih, dan waktu terjadinya di tahun 710. Sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki akal yang jernih. (thayyibah)
Sumber: Dzailutarikhilislam halaman: 117 cetakan Darul Mungniy.