Breaking News
Ilustrasi (inet)

Khadijah Binti Khuwailid

Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

thayyibah.com :: “Allah tidak memberikan pengganti untukku yang lebih baik darinya. Ia beriman sungguh-sungguh kepadaku tatkala orang-orang mengingkariku, ia membenarkanku tatkala orang-orang mendustakanku, ia membantuku dengan harta bendanya, tatkala orang-orang menjauhiku dan memboikotku, dan darinya Allah mengkaruniakan anak kepadaku”(HR. Ahmad No. 24908).

Muhammad SAW menikah pertama kali ketika berumur 25 tahun dengan Khadijah Binti Khuwailid yang telah berusia 40 tahun. Ketika itu, beliau belum diangkat menjadi Nabi.

Sebelumnya, hubungan antara Muhammad SAW dengan Khadijah RA adalah hubungan antara mudharib (business manager) dan shahibatul maal (pemilik modal). Kemudian, Khadijah tertarik untuk dapat membina rumahtangga dengan Muhammad SAW. Dan ia mengutarakan rencananya itu kepada keluarga Muhammad SAW. Semua itu tidak terlepas dari jasa orang ketiga, yaitu Nafisah Binti Muniyah. Peminangan dilakukan oleh paman Muhammad, yaitu Abu Thalib.

Menurut suatu riwayat, awalnya keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan itu Apalagi, para pemuka Quraisy sangat menginginkan Khadijah. Bahkan, mereka pernah mengajukan lamaran kepada Khadijah yang kemudian ditolaknya dengan sopan. Khadijah lebih tertarik oleh sifat-sifat istimewa Muhammmad, sehingga ia tidak mempedulikan segala kritikan dari keluarga dan sahabatnya.

Sebagai seorang perempuan yang cerdas, Khadijah menyadari keadaan dirinya. Apalagi, ia telah beberapa kali dipinang oleh sejumlah laki-laki Quraisy, tetapi semua pinangan itu ia tolak. Khadijah menduga, bila ia menerima lamaran salah seorang di antara mereka, bukan tidak mungkin kekayaannya lambat laun akan habis tanpa manfaat, sekalipun lelaki itu adalah hartawan.

Khadijah menyampaikan itu kepada orang terdekatnya. Karena itu ia berharap agar Muhammad bin Abdullah, seorang pemuda Quraisy yang dijuluki “Al Amin” serta pekerja keras itu, bersedia menikahinya.

Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushai berasal dari golongan pembesar Makkah suku Quraisy. Dia termasuk perempuan terbaik dari segi nasab dan kekayaanya.

Sebagai janda, Khadijah telah dianugerahi sejumlah anak dari dua pernikahan sebelumnya. Dari pernikahannya dengan Abu Halah bin Malik, ia dikaruniai dua orang anak, Hindun dan Halah. Sedangkan dua anak lainnya, Abdulullah dan Jariyah, merupakan hasil pernikahannya dengan Atik bin Al A’id Al-Makhzumi. Dengan kekayaanya yang melimpah, Khadijah merasa tetap perlu pendamping yang benar-benar cocok dengan dirinya. Akhirnya, Khadijah bertemu dengan Muhammad dan ditakdirkan menjadi istri beliau.

Sewaktu Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, Khadijah adalah orang pertama yang mengimani kenabian dan kerasulan suaminya, sekaligus menjadi perempuan pertama yang memeluk Islam. Takkala Nabi dieejek, mengalami intimidasi, dan kekerasan dari kaum munafikin Quarisy yang menentang dakwahnya, Khadijah senantiasa berusaha menghiburnya.

Khadijah binti Khuwailid kemudian digelari sebagai At-thahirah (perempuan suci). Dalam kitab Sahih Bukhari diriwayatkan : Pada suatu hari, malaikat Jibril datang kepada Muhammad SAW dan berkata “Ya Nabi, Khadijah itu datang membawa wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Bila dia menghadapmu, maka sampaikanlah kepadanya salam dari Tuhannya dan dariku. Kemudian sampaikan kepadanya berita gembira (bisyarah) bahwa dia sudah disediakan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara , disana tidak ada suara keributan dan kepayahan.” (HR. Bukhari No. 3829).

Keutamaan lain dari Khadijah Al Kubra diantaranya, beliau termasuk sa;ah seorang dari empat perempuan penghuni surga yang paling mulia. Nabi bersabda, “Perempuan-perempuan penghuni surga paling utama adalah Khadija binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiah binti Muzhahim.”

Khadijah adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW, sehingga sering dicemburui Aisyah, isteri Nabi Muhammad SAW sesudahnya. Kata Aisyah RA suatu ketika : “Nabi hampir tidak pernah keluar rumah tanpa menyebut dan memuji Khadijah. Itu membuatku cemburu. Bukankah ia seorang tua dan engkau telah diberi pengganti yang lebih?” Mendengar itu Nabi Muhammad SAW menunjukan ketidaksukaanya. Sabdanya, “Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia yang beriman kepadaku, ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku, ketika semua orang mendustakanku. Dan darinya, aku memperoleh sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain.” (HR. Ahmad No. 24908).

Khadijah RA adalah sang bidadari dunia yang dengan kelembutannya dan keanggunannya setia mendampingi Rasulullah SAW. Bukan hanya sekedar cintanya yang suci, melainkan juga karena pembelaannya, baik dengan tenaga maupun dengan materi. Bukan sekedar dengan sentuhan kasih yang tulus, melainkan juga dengan tetesan air mata, cucuran keringat, dan tetesan darah.

Imam Ibnu Katsir menyebutkan keutamaan-keutamaan Khadijah RA sebagai berikut :

  • Khadijah RA adalah istri pertama Rasulullah SAW dan orang yang pertama kali beriman kepada beliau.
  • Khadijah RA adalah orang yang pertama kali shalat bersama Rasulullah SAW.
  • Khadijah RA adalah istri Rasulullah SAW yang darinya beliau dikaruniai anak.
  • Khadijah RA adalah istri Rasulullah SAW yang kali pertama dijanjikan surga.
  • Khadijah RA adalah orang yang pertama kali mendapatkan salam dari Allah dan malaikat Jibril.
  • Khadijah RA wanita mukminah pertama yang shiddiqah.
  • Khadijah RA istri Rasulullah SAW yang paling pertama meninggal dunia.
  • Khadijah RA adalah orang yang kali pertama Rasulullah SAW turun ke dalam liang kubur.

Sumber:
1. Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec dan Tim Tazkia, Tazkia Publishing.
2. Pesona Cinta Manusia-Manusia Pilihan, M. Surahman Az Zuhri, Lc, Arkan Publishing.

About Umi Halim